TIPS AND TRICK TO KICK START YOUR DECLUTTERING ACTION

Langkah selanjutnya dalam menerapkan minimalisme ialah melakukan 'decluttering' pada barang-barang. Bagaimana sebenarnya cara supaya kita bisa melepas barang yang sudah sejak lama bertengger di tempatnya?Gimana kalau barang itu pemberian orang? Gimana kalau ini ada memori-nya, meskipun ga guna-guna amat sih. Ah tapi ini masih bisa dipake (tapi ga dipake-pake sampai sekarang). Dan beribu pertanyaan lain yang ga kunjung selesai dan ngebuat barang-barang itu makin bertumpuk. 

Oke, disini gue akan memberikan beberapa tips & trick tapi engga bermaksud sama sekali menggurui ya. Hal-hal yang tertulis di artikel ini merupakan kombinasi dan kompilasi dari pengalaman gue pribadi dengan pembelajaran dari buku bertajuk minimalisme. 


  • Tanamkan pikiran "Gue bisa ngelakuin ini!"
 Buang jauh-jauh pemikiran bahwa kita gabisa berpisah dari barang-barang. Bisa, gue pasti bisa! Dengan langkah awal yang optimis ini, kita sedang memberi sugesti dan meyakinkan diri untuk bisa     melakukan hal ini walau terasa sulit di awalnya. Sebenarnya, bukan engga bisa tapi kita belum punya pengalaman membuang barang, malah cenderung suka banget menyimpan barang di hunian tempat tinggal. Tidak banyak yang berubah, hanya belajar mengurangi hal-hal yang berlebihan. 

  • Buang setidaknya satu barang sekarang juga
Waktu itu gue ingat banget, rasanya berat untuk mulai beberes karena udah terlalu bertumpuk segala barang-barang dan ada banget rasa 'nanti aja, tunggu ada waktu, tunggu ada niat, masih mager sekarang.' Sampai akhirnya ga jadi-jadi tuh dipisah-pisahin. Itulah efek dari tumpukan, lama-lama jadi mager buat ngeberesinnya. Tapi, percaya deh waktu itu gabisa dicari. Kata orang bijak, waktu itu diciptakan. Dulu sekali gue engga ngerti maksud dari pernyataan itu, nowadays I realize that how important for making your own time. Jadi, yang pengen mulai decluttering, yuk coba singkirkan minimal satu barang aja dari kamar atau tempat tinggalmu. 

  •  Mulai dari barang yang jelas-jelas adalah sampah

Coba lihat barang-barangu dan renungkan, mana yang sudah benar-benar tidak dipakai minimal satu tahun belakangan. Atau coba lihat barang yang paling tebal debu di atasnya, biasanya merupakan barang yang sangat jarang disentuh/dipakai. Hal ini merupakan pengecualian untuk kotak P3K, baju renang jaket tebal untuk bepergian, atau bisa dibilang barang yang digunakan untuk musim-musim tertentu. Pengalaman gue ketika memulai langkah ini, baran pertama yang dibuang ialah kertas-kertas bekas cetakan tugas, materi belajar, dan baju-baju off-season (baju lama yang ga cocok dipake sekarang dan udah kekecilan). 

  • Minimalisasi barang-barang identik atau serupa atau kembar
Contohnya pulpen serupa yang fungsinya sama untuk menulis tapi punya sekitar 3 atau lebih. Dengan satu pulpen gue juga masih bisa menulis. Tapi, kalau isinya masih banyak dan memang digunakan untuk produktivitas seperti halnya pelajar/mahasiswa, maka pakai sampai habis baru beli pulpen lain. Hal serupa dapat diterapkan untuk make-up atau skincare. Definisikan fungsinya masing-masing dan kurangi barang yang jelas-jelas fungsinya sama. 

          Note: tidak berlaku untuk pakaian dalam, handuk, atau selimut ya (karena printilan tersebut         memang harus diganti ketika yang lainnya sedang dicuci) 

  • Sisakan barang yang memang sesuai dengan kepribadian, pilihlah yang paling cocok dan kualitasnya tahan lama
Selaras dengan poin di atas, hal yang ingin ditekankan ialah minimalisir menggunakan barang dengan fungsi yang sama dalam jumlah double. Bedakan juga barang yang memang dibutuhkan dan sering dipakai dengan barang yang dibeli dengan tujuan pamer. Berdasarkan pengalaman, gue memilih untuk menyisakan barang yang paling nyaman, terbaik di bidangnya, dan tentunya sering dipakai. 
  • Dokumentasikan barang yang penuh memori/kenangan (foto/video)
Cobalah beralih ke metode digital untuk mengenang memori sebuah barang. Jika ingin merasakan memorinya kembali, bisa lihat foto/video yang diambil. Selain itu, dengan digitalisasi memungkinkan kita membawa memori tersebut kemanapun. 
  • Jual, donasi, hibahkan barang
Cara ini menjadi tips dan trik melakukan declutter barang versi gue. Rasanya senang banget kalau ada yang mau ngebeli barang-barang bekas gue alias preloved, rumah jadi lapang dan dapat uang setidaknya meskipun ga sebanding dengan harga belinya. Tapi janga sedih kalau memang ga ada yanng mau beli. Coba berbesar hati dengan mendonasikan barang-barang itu ke korban bencana atau daerah tertinggal. Dulu, gue punya baju banyak yang ga terpakai karena modelnya udah usang dan kekecilan. Waktu itu, lagi banyak kejadian bencana alam di Indonesi dan butuh donasi pakaian. Sungguh kesempatan yang baik untuk merelakan kepergian barang-barang gue. Setidaknya lebih berguna bila diberikan kepada orang lain. 
  • Pinjam barang
Setelah melakukan declutter, tentunya gue gamau barang-barang baru menjadi tumpukan lagi. Ketika memang butuh sebuah barang yang tidak digunakan setiap hari, hanya di saat-saat tertentu aja, gue belajar untuk meminjam barang dari teman terdekat. Sepengalaman gue, mereka tidak terlalu keberatan untuk meminjamkan barangnya, asal dikembalikan tepat waktu dan dirawat dengan baik. Contohnya: blazer hitam, heels pesta, atau bahkan buku pelajaran. Selain itu, hal ini melatih kita menjadi manusia modern yang masih mau bersosialiasi dengan orang lain.

Nah, gue rasa 8 langkah tadi sudah sangat cukup untuk memulai lakukan decluttering. Ayo mulai, jangan tunggu nanti, Ingat waktu diciptakan ya buat dicari apalagi ditunggu.

Salam hangat,

Penulis. 

Comments